Jumat, 31 Januari 2014

WALAUPUN tanah Arab adalah tanah yang sering kali kering, tetapi para penduduknya banyak juga yang berkebun. Salah satunya adalah Ummu Fasyar al-Anshariah. Ummu Fasyar al-Anshariah menanam pohon kurma di kebunnya. Tanah yang dipunyainya tidak terlalu luas. Tapi, jika sedang panen kurma, ia biasanya akan mendapatkan hasil panen yang tidak sedikit. Setiap hari, Ummu Fasyar al-Anshariah menyiram kebun kurmanya. Itu memang karena ia tinggal sendiri. Umurnya pun sudah berangkat senja. Tetapi, wanita itu tetap bersemangat, segar mengerjakan pekerjaan sehari-harinya. Suatu hari, Rasulullah mendatangi perkebunan Ummu Fasyar al-Anshariah. Alangkah takjubnya beliau ketika melihat hasil kebun yang dikerjakan oleh Ummu Fasyar al-Anshariah. Begitu bagus dan terawatnya kebun itu. “Assalamu`alaikum, ya Ummu Fasyar,” sapa Rasulullah. Wanita yang tidak muda itu mendongak. Ketika dilihatnya siapa yang menyapa, betapa gembiranya Fasyar. Hari ini Rasulullah mengunjunginya.Tentunya ada keberkahan yang hadir di tempat ini, begitu pikir Ummu Fasyar al-Anshariah. Maka, ia pun serta merta menjawab, “Wa`alaikumussalam. Senang sekali melihat engkau dapat berkunjung kemari, ya Rasulullah. Adakah suatu hal penting yang ingin kausampaikan kepadaku?” Rasulullah tersenyum, “Aku hanya ignin menengokmu.” Ummu Fasyar al-Anshariah semakin merona wajahnya karena gembira. Ia tidak menyangka bahwa Rasulullah masih menyempatkan diri berkunjung ke kediamannya. Padahal, Ummu Fasyar al-Anshariah tahu bahwa pekerjaan Rasulullah sangat banyak. Ia terharu begitu dalam. “Ya Ummu Fasyar, bagaimana kebunmu sekarang ini?” “Alhamdulillah,semuanya terurus dengan baik, ya Rasulullah,” jawab Ummu Fasyar al-Anshariah. “Engkau yang mengurusnya sendirian?” tanya Rasulullah lagi. “Betul.” “Dan engkau pula yang mengairinya setiap hari?” “Aku senang mengerjakannya,ya Rasulullah.” Rasulullah mengangguk-anggukkan kepalanya. Kebun itu tidak terlalu luas. Tetapi untuk seorang perempuan, tentunya memerlukan waktu dan tenaga yang tidak sedikit. “Jika sudah berbuah, biasanya apa yang kaulakukan pada hasil panenmu?” Rasulullah kemudian bertanya lagi setelah memandangi kebun. Ummu Fasyar al-Anshariah tersenyum. “Ya Rasulullah, aku mempersilahkannya bagi mereka yang ingin mengambilnya.” “Maksudmu?” “Jika mereka menginginkan dan membutuhkannya,mereka bisa mengambilnya dari sini kapanpun mereka mau. Berapa banyakpun mereka butuhkan….” Rasulullah semakin kagum kepada wanita itu. Ummu Fasyar al-Anshariah sendiri tampak senang bahwa Rasulullah ternyata memperhatikan kebun dan apa yang dikrjakannya kepada kebunnya itu. “Terus, apa yang kauminta sebagai ganti mereka mengambil kurmamu?” “Aku tidak meminta apa-apa dari mereka, ya Rasulullah. Aku lakukan ini hanya karena aku ingin bisa mengerjakan sesuatu yang berguna bagi orang lain…” Mendengar itu, Rasulullah berkata, “Seorang Muslim yang menanam tanaman, muda atau tua umurnya, lalu buahnya atau daunnya dimakan oleh manusia, hewan, burung, atau binatang buas, semuanya adalah sedekah darinya.” Rasulullah melanjutkan, “Meskipun kiamat sudah mulai terjadi, sedang di tanganmu ada sebatang bibit kurma yang masih sempat kautanam, maka tanamkanlah terus. Pastilah kau akan mendapatkan pahalanya.” Ummu Fasyar al-Anshariah semakin gembira mendengar semua itu. Ia hanya berusaha tawakal atau pasrah diri kepada Allah swt yang membuatnya semangat melakukan semua itu adalah jiwa tanpa pamrih, demi kepentingan umum. Peristiwa itu mungkin tidak pernah terlupa oleh Ummu Fasyar al-Anshariah sepanjang hidupnya. Ia menanam kurma, Rasulullah mengunjunginya dan memberitahukannya sesuatu yang menggembirakan.Semuanya, demi tabungan Ummu Fasyar di hari esok. [sa/diambil dari buku "Peri Hidup Nabi & Para Sahabat" Karya : Saad Saefullah, Pustaka SPU]


Liputan6.com, Jakarta: Ketika patah hati seseorang lebih memilih mengunci diri di kamar dan mendengarkan musik-musik `melo` untuk mengimbangi perasaannya. Padahal, cara ini hanya akan membuat orang itu semakin lemah. Jika Anda patah hati berusahalah untuk bergembira. Demikian disampaikan Master Trainer NAC, Arief Adinoto, saat berbincang-bincang dengan Redaksi Liputan6.comdi Gedung SCTV Tower, Jakarta, dan ditulis Kamis (30/1/2014). "Ketika patah hati orang biasanya masuk kamar, pintu dikunci, setel `lagu melo`. Kalau ingin pegang kendali, gerakan kita diubah. Harusnya kita melakukan gerakan yang senang-senang seperti joget-joget ketika patah hati," kata pria yang kerap disapa Kak Arief. Menurut Kak Arief, ketika seseorang bergerak otaknya memiliki kamus. Misalnya saja ketika marah atau patah hati maka tersenyumlah karena di kamus otak tersenyum menandakan Anda bahagia sehingga kondisi menjadi lebih tenang. Kak Arief menjelaskan, marah-marah atau patah hati bisa memancarkan energi negatif baik kepada diri sendiri maupun untuk orang lain. Mengirimkan energi negatif hanya akan membuat diri Anda dan orang lain yang Anda marahi menjadi lemah. Karena itu, jika Anda memiliki rasa amarah yang memancarkan energi negatif berusahalah memaafkan. Cara tersebut akan membuat energi menjadi positif. (Mel/Abd)


Oleh Melly Febrida (notbrunette.com) Liputan6.com, Jakarta: Anda tipe orang yang grogi ketika tampil di depan umum? Agar lebih percaya diri cobalah teknik ini. Anda cukup membayangkan apa yang Anda inginkan terjadi di panggung sebelum tampil. "Kita bayangkan dulu, nanti saya tampil seperti ini. Tampil di ruangan ini, audien seperti itu. Semua gambaran itu coba dibayangkan, divisualisasikan di kepala kita. Saya maunya orang-orang itu menyambut saya bagimana. Saat mulai memasuki panggung, energi yang terasa di lingkungan akan jauh lebih baik. Kita lebih tenang karena sudah tahu apa yang terjadi," kata Master Trainer Neuro Associative Conditioning (NAC) Arief Adinoto saat berbincang-bincang di Redaksi Liputan6.com, di Gedung SCTV Tower, Jakarta, dan ditulis Kamis (30/1/2014). Menurut pria yang akrab disapa Kak Arief itu, teknik visualisasi ini juga bisa dilakukan ketika seseorang ingin minta maaf tapi terbentur gengsi. "Ada satu cara sebelum kita bisa melakukannya secara langsung dan bertemu orangnya langsung. Kita lakukan di alam bawah sadar. Itu akan menenangkan ego kita," ujar Arief. Inilah yang juga disebut dengan telepati. "Kita kirim dulu telepatinya supaya ketika akhirnya kita mesti bertemu, kita berani memulai (memaafkan), dan kita sudah bisa menerima itu. Jadi sebelum meminta maaf kirim dulu energi dengan telepati sehingga masing-masing bisa menekan ego," ujarnya. (Mel/Abd) Copyright © 2000-2014 Liputan 6 ® All Rights Reserved.


Kamis, 30 Januari 2014

status : Membongkar Kesesatan Wahabi. Di antara dampak negatif dari belajar aqidah Wahabiyah adalah kisah nyata seorang pemuda dari Habasyah yang pergi ke Hijaz dan kemudian mukim di Madinah. Ia masuk perguruan tinggi mereka yang bernama Universitas Islam. Dia mukim selama 5 tahun, hingga kemudian belajar aqidah mereka di antaranya bahwa orang yang mengatakan “Ya Muhammad” adalah kafir dan bahwa orang yang pergi ke pekuburan para masyayikh untuk bertabarruk adalah kafir. Kemudian pemuda ini kembali ke negaranya dan dia mengatakan ke penduduk kampungnya kalian adalah orang-orang kafir. Ia juga mengatakan hal serupa kepada ayahnya “kamu kafir”. Kemudian sang ayah tidak tahan mendengarnya, segera ia mengambil senapan dan membunuhnya kemudian menyerahkan diri pada pemerintah. Mirip dengan kejadian di atas apa yang terjadi di Togo Afrika, seorang laki-laki dulunya sangat perhatian terhadap peringatan maulid Nabi, kemudian anaknya pergi ke Saudi Arabia dan belajar aqidah Wahabiyah kemudian pulang ke negaranya, dan berkata kepada bapaknya “kamu kafir”. Kemudian ayahnya membunuhnya. Di Jimmah, Habasyah juga terjadi sebuah insiden, seorang laki-laki yang juga memiliki perhatian yang besar terhadap Maulid Nabi. Kemudian anaknya belajar aqidah Wahabiyah, sehingga ia menjadi berani berkata kepada ayahnya kamu kafir. Kemudian pada hari di mana sang ayah mempersiapkan makanan untuk diberikan kepada masyarakat dalam acara Maulid, maka sang anak datang dan menyiram minyak tanah pada makanan tersebut, sebab menurutnya ini adalah kemungkaran. Pada saat itu sang ayah sedang berada di luar rumah. Dan ketika sang ayah pulang, orang-orang yang hadir berkata: “Anakmu telah melakukan ini dan itu”, sehingga sang ayah marah dan membunuhnya dan kemudian menyerahkan diri pada pemerintah. Tiga kejadian ini, dua insiden yang pertama terjadi kurang lebih 2 tahun yang lalu dan yang ketiga terjadi 7 tahun yang lalu. Pada kejadian yang kedua dan ketiga pemerintah tidak menghukum sang ayah. Sang ayah mengatakan Anakku ini hukumnya kafir dalam syari’at kita karena dia telah mengkafirkan umat Islam kemudian mereka membebaskan sang ayah tersebut dan tidak menghukumnya. Sedangkan insiden yang pertama kami tidak tahu apa yang terjadi pada sang ayah. Seorang ulama Yordania dari keluarga Sa’duddin memberikan informasi kepada kami bahwa ada seseorang yang sudah sangat tua berkebangsaan Yordania memberitahukan bahwa ia melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana kelompok Wahabiyah ketika menyerang Yordania bagian selatan. Seorang Wahabi berkata pada orang Wahabi lainnya tentang seorang muslim Yordania bunuhlah orang kafir itu. Kemudian orang Wahabi ketika menyembelih seorang muslim Yordania tersebut mengatakan Bismillah Allahu Akbar, kemudian membunuhnya


Qalbinur Nawawi - Okezone KAFEIN bisa membuat orang mengalami dehidrasi dan membuat denyut jantung seseorang berdetak tak teratur. Bila Anda berencana mengonsumsi teh hijau untuk mendapat manfaat kesehatan, Anda harus tahu bahwa teh hijau mengandung sejumlah kafein. Saat seseorang mengonsumsi lebih dari 300 miligram kafein, hal itu membuat rasa cemasnya meningkat. Kemudian, membuat denyut jantung jadi tak teratur, sering buang air kecil dan gangguan lambung. Terburuk, kecanduan kafein juga menyebabkan seseorang mudah gugup. Di sisi lain, kendati mengurangi kafein membantu menurunkan tingkat kecemasan, hal itu tetap harus dilakukan secara bertahap. Selain itu, bila ada seseorang mencoba teh hijau sebagai peralihan dari kopi, hal itu tetap tak menghilangkan kafein dalam tubuh. Lantas, berapa sebenarnya kandungan kafein dalam teh hijau? Berikut ulasannya, seperti dilansir Healthmeup. - Satu cangkir kopi itu mengandung 100 sampai 150 miligram kafein - Satu cangkir teh hijau mengandung 25 miligram kafein Terkait hal itu, umumnya orang mengonsumsi teh hijau untuk menurunkan berat badan dan tak memerhatikan efek samping kafein. Akan tetapi, jenis teh hijau yang dipilih seseorang bisa membuat asupan kafein ditekan. Untuk mendapat teh hijau yang sehat, hindari teh hijau yang menggunakan bahan kimia. Kemudian, hindari teh hijau yang direbus karena bisa menghilangkan flavonoid antioksidannya. (ind)