Ke zhaliman

Wahai hamba Ku! Sesungguhnya telah Ku haramkan kepada Ku untuk berbuat zalim dan mengharamkan pula kepada kalian perbuatan itu. Oleh karena itu janganlah kalian saling menganiaya diri kalian. Wahai hamba Ku, kalian semuanya sesat kecuali orang yang telah kuberi petunjuk. Karena itu mintalah petunjuk kepada Ku, niscaya kalian akan Ku beri petunjuk. Wahai hamba Ku, kalian seluruh lapar kecuali orang yang Ku beri makan. Sebab itu mintalah makan kepada Ku, niscaya kalian akan Ku beri makan. Wahai hamba ku kalian seluruhnya telanjang, kecuali orang yang Ku tutupi auratnya. Karena itu mintalah penutup aurat kepada Ku, niscaya akan Kuberi. Wahai hamba Ku sesungguhnya kalian seluruhnya sering berbuat kesalahan, malam ataupun siang dan Aku mengampuni dosa seluruhnya kecuali syirik. Oleh karena itu mintalah ampunan kepada Ku, niscaya kalian akan Ku beri ampunan. Wahai hamba Ku sesungguhnya kalian tidak akan mampu melakukan kemudlaratan yang dapat memudlaratan Aku. Kalian tidak akan mampu memberi manfaat yang dapat bermanfaat bagi Ku. Wahai hamba Ku, sekiranya kalian sejak ciptaan pertama hingga yang terakhir, baik manusia maupun jin, taqwa setaqwa taqwanya, tidaklah akan bertambah kerajaan Ku sedikitpun. Wahai hamba Ku, sekiranya kalian sejak ciptaan pertama hingga yang terakhir baik manusia maupun jin seluruhnya melakukan kedurhakaan sedurhaka durhakanya, sedikit pun tidak akan mengurangi kerajaan Ku. Wahai hamba Ku sekiranya kalian sejak ciptaan yang pertama hingga yang terakhir baik manusia maupun jin berdiri berbaris pada suatu tanah datar, lalu mereka meminta kepada Ku, kemudian Aku beri setiap permintaanya, tiadalah akan mengurangi kekayaan Ku kecuali bagaikan terbenamnya jarum yang dimasukkan kedalam laut. Wahai hamba Ku, semua amal kalian, Aku catat dan perhitungkan untuk kalian, kemudian akan Ku berikan balasannya dengan sempurna. Barangsiapa yang mendapatkan kebaikan hendaklah memuji Allah dan barang siapa yang mendapatkan yang selain dari itu, janganlah mencela kecuali dirinya sendiri. (H.Q.R Muslim, Ibnu Hibban dan Hakim)

Angkat

Beberapa hari yg lalu, mayoritas masyarakat indonesia dikejutkan sebuah peristiwa demokrasi yang membawa maut. Yaitu meninggalnya A H Angkat, ketua DPRD sumut. Peristiwa yang berawal dari permintaan keputusan pemekaran /pembentukan propinsi Tapanuli Utara. Yang jadi pertanyaan, apakah perlu atau masih dibutuhkan propinsi baru? Apakah kita masih demokratis? Apakah kita tak mampu membedakan antara demokratis dengan anarkis?

Pagi

Pagiku dimulai

Suara hati