Senin, 16 Maret 2015

Nabi Shallallahu alaihi wa sallam: مَنْ قَالَ لِأَخِيهِ يَا كَافِرٌ فَقَدْ بَاءَ بِهَا أَحَدُهُمَا “Barangsiapa berkata kepada saudaranya wahai Kafir maka ucapan tersebut pasti kembali kepada salah satu dari keduanya.” Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: مَنْ أَعَانَ عَلَى قَتْلِ مُسلمٍ بِشَطْرِ كَلِمَةٍ جاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَكْتُوبٌ بَيْنَ عَيْنَيْهِ آيِسٌ مِنْ رَحْمَةِ اللهِ “Barangsiapa membantu untuk membunuh seorang muslim walau dengan setengah patah kata niscaya ia akan menghadap Allah Ta’ala pada hari kiamat sementara di antara kedua matanya terdapat tulisan berbunyi ‘orang yang putus asa dari rahmat Allah’.”[HR. Ibnu Majah No. 2620 dan Al Baihaqi No. 15865, hadits lemah] Hudzaifah radhiyallahu’anhu, إنَّ أخوفَ ما أخاف عليكم رجل قرأ القرآن، حتى إذا رُئيت بهجته عليه وكان ردءاً للإسلام، انسلخ منه ونبذه وراء ظهره، وسعى على جاره بالسيف ورماه بالشرك، قلت: يا نبيَّ الله! أيُّهما أولى بالشرك: الرامي أو المرمي؟ قال: بل الرامي “Sesungguhnya yang paling aku takuti menimpa kalian adalah orang yang membaca Al-Qur’an, yaitu ketika telah terlihat cahaya dalam dirinya dan menjadi benteng bagi Islam, ia pun berlepas diri dari Al Qur’an dan membuangnya di belakang punggungnya. Lalu ia berusaha memerangi tetangganya dengan pedang dan ia menuduh tetangganya itu telah syirik. Aku (Hudzaifah) berkata: ‘Wahai Nabi Allah, (dalam keadaan ini) siapakah yang berbuat syirik, apakah yang menuduh atau yang tertuduh?’. Beliau bersabda: ‘yang menuduh’” (HR. Al-Bukhari dalam At-Tarikh, Abu Ya’la, Ibnu Hibban dan Al-Bazzar).