Jumat, 21 Agustus 2009

Kasih sayang anjing terhadap anaknya

Suara hati Zulfahmi Coen
jum'at, 21 agustus 2009, sehari menjelang puasa Ramadhan. Seperti hari hari yang lalu saya pulang kerja, untuk istirahat siang, jam 11.
Sesampai dirumah dr erick, tempat saya biasa istirahat, saya lihat seekor anjing tertidur diteras rumah. Saya agak heran, anjing siapa yang tidur diteras karena tak biasanya ada anjing yang tidur disana. Setelah saya dekati, anjing tersebut langsung terbangun, rupanya anjing tersebut adalah anjing betina yang biasanya ada dirumah, yang beberapa hari belakangan ini tak kelihatan, saya perhatikan perut anjing itu yang biasanya besar lantaran bunting sekarang sudah kempes. Anjing tersebut merengek rengek atau mengeluarkan suara yang aku tak tahu maksudnya tapi dalam pikiran ku, ku rasa anjing ini lagi lapar sehabis melahirkan. Lantaran haus juga lapar saya tinggal anjing betina yang merengek tadi diluar, saya ambil air dan saya minum, sementara anjing tadi diluar makin keras rengekkannya, ku pikir benar benar lapar ini anjing, saya keluar lagi rencananya mau kepasar buat beli nasi 2 bungkus. Satu buat saya dan satu lagi buat anjing perengek tadi. Saya star motor mau berangkat, anjing tadi malah mau ikut kelihatannya sambil terus mengeluarkan suaranya, saya biarkan saja, rupanya dia benar mau ikut nih pikir ku, tapi sesampai di depan rumah tetangga anjing itu malah masuk kegorong gorong selokan. O.. Jadi kamu mau kasih tahu saya rupanya, bahwasanya anakmu ada disitu.
Ya.. Saya tinggal saja anjing itu disana dan lanjutkan(kata SBY) kepasar, beli nasi sebungkus, tak jadi dua bungkus, beli bensin dua liter, kembali kerumah.
Sampai dirumah anjing tadi tidur lagi diteras dan terbangun ketika aku masuk serta merengek lagi mengiringi langkah ku menuju meja makan. Aku makan dan aku sisakan untuk anjing tadi, habis makan kuantar nasi keluar, saya kasih sama anjing tersebut. Anjing itu memakannya walau sambil merengek, sementara aku pergi ke gorong gorong tetangga untuk melihat anaknya. Karena tak kelihatan aku kembali ketempat anjing tadi makan, belum habis sudah ditinggalnya. Ketika aku jalan kebelakang rumah diikuti oleh anjing tadi sambil merengek lebih keras dan bergerak tak karuan. Ada apa ini, pikir ku, jangan jangan anaknya ada disuatu tempat dibawah tebing yang ada dibelakang rumah. Saya berjalan kepinggir tebing, sementara anjing tersebut ikut juga sambil mengeluarkan suara rengekkan makin keras. Ku sapukan pandangan ku kesisi tebing, siapa tahu anjing betina ini melahirkan disana dan meninggalkan anaknya disana dalam keadaan mati, pikir aku mungkin anaknya telah dimakan binatang, babi misalnya atau biawak, yang memang banyak berkeliaran disana, atau boleh jadi dilahap ular. Ku perhatikan, tak ada apapun, sementara anjing tadi makin ribut dan itu membuatku penasaran, ketika anjing tersebut menuruni tebing dan sesampai didasarnya masih juga ribut, aku ikut turun juga, sampai dibawah kulihat sebongkah kayu mati dan ada bekas garukkan anjing ditanah tanda dia membuat sarang. Anjing tersebut menjauh sedikit kesampingku dan termenung disana. Aku periksa sarangnya, rupanya ada anak yang baru dilahirkannya tergeletak ditanah, entah hidup entah mati, tapi yang pasti anaknya tak bergerak sedikitpun walau dikerubuti semut hitam, marabunta, inilah yang diinginkan anjing tersebut untuk ku ketahui sembari minta tolong pada ku, selamatkan anak ku.
Ku ambil kayu, karna tak terjangkau tangan, ku keluarkan anaknya, belum sampai anaknya diluar, induknya masuk dan mengambil anaknya yang entah masih hidup, kemudian dibawa pergi entah kemana, mungkin kegorong gorong. Jika benar. Mungkin esok jika hujan datang dia akan berteriak dan melolong minta bantuan lagi, yang mungkin tak berguna lagi karena anaknya akan mati ditelan air, kecuali ALLAH menghendaki yang lain dan memberi rahmat dan kasih sayangnya menjelang Bulan Ramadhan ini kepada anjing dan anaknya itu. Dan aku berharap hujan takkan diturunkan-NYA, biarlah aku tak punya air buat mandi.
Itulah pengalaman yang ku alami, sehari menjelang Ramadhan, bulan penuh berkah dan ampunan, moga apa yang kulakukan tadi menjadi berkah dan ampunan bagi ku.
Aku berpikir kenapakah seekor induk anjing begitu penyayang dan begitu berharap anaknya selamat dan masih hidup. Sementara, ada diantara manusia yang tega menghilangkan nyawa anak yang barusan dilahirkannya, yang tak berdaya dan tak mengerti, KENAPA AKU DILAHIRKAN ? DAN KENAPA AKU DIBUNUH??
MARHABAN YAA RAMADHAN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berikan komentar anda, moga menjadi pelajaran buat saya